Selasa, 01 November 2011

SMAN 3 Kota Malang Rencana Beli Lahan, Program BKSM untuk 50 Orang Siswa Miskin

MALANG, NAGi. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Kota Malang, yang terletak di kompleks Tugu Kota Malang, dari tahun ke tahun adanya peningkatan mutu pendidikannya. Salah satu program untuk membantu anak didik yang berasal dari orangtua tidak mampu, maka sekolah menyediakan program Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) untuk tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 50 orang. Sementara itu, sekolah dan komite berencana akan membeli lahan di samping untuk pembangunan ruang sekolah dan tempat parkir kendaraan siswa.

Kepala Sekolah SMAN 3 Kota Malang, Drs Moh Sulthon, MSi mengatakan dana yang dihimpun dalam bentuk Sumbangan Biaya Pengembangan Pendidikan (SBPP) dan uang sekolah per bulan, dipergunakan untuk pembangunan prasaran dan sarana sekolah. “Semuan pemasukkan itu, tertuang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) yang telah disetujui bersama komite sekolah, sehingga pemasukkan dan pengeluaran orangtua siswa bisa melihat di papan pengumuman atau pertanggungjawaban setiap akhir ujian semester,” jelas Sulthon, mantan Kepala Sekolah SMAN I Kota Malang, Tugu, pihak sekolah transparan penggunaannya.

Dana yang terhimpun setiap tahun melalui SBPP itu, kata Sulthon dikembalikan kepada siswa dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana seperti asuransi siswa, pembelian laptop/komputer, laboratorium, penambahan ruang belajar, memperbaiki/renovasi ruang belajar/guru/perawatan. “Kami sebelum merencanakan semuanya itu, terlebih dahulu berembug dengan komite sekolah, dan membuat presentase segalanya. Setelah disetujui oleh komite sekolah, baru dilaksanakan sesuai yang tercantum di dalam RAPBS,” ungkap Sulthon, Pemerintah Kota Malang tidak mengalokasikan dana setiap tahun untuk SMAN 3, sehingga kami berusaha sendiri dengan kemampuan masing-masing orangtua siswa bekerjasama untuk membangunan pendidikan.

Selanjutnya dijelaskan Sulthon, pihaknya mendapat bantuan Blocgrand Earning yaitu pembelajaran elektronik berbasis Informasi Teknologi (IT) tahun 2011 sebesar Rp 107 juta. “Kami juga, mempunyai program/kelas akselerasi untuk tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 20 siswa, dan untuk tahun 2010/2011 sebanyak 16 siswa, mereka dididik khusus dan terpisah dari kelas reguler, hanya dua tahun saja,” kata Sulthon, yang masuk ke program akselerasi mereka dites dan mempunyai IQ 130 ke atas, dan tiap tahun harus 100 persen kelulusannya.

Sementara siswa tahun ajaran 2010/2011 SMAN 3 lulus 100 persen, sebelum Sulthon menjadi kepala sekolah tahun lalu, kelulusan di bawah 100 persen. Tahun ini, jumlah siswa seluruhnya 830 siswa, dan siswa baru 2011/2012 sebanyak 290 siswa untuk delapan kelas, dengan uang sekolah per bulan Rp 250 ribu. Bagi yang tidak mampu ada yang membayar hanya Rp 150 ribu, Rp 50 ribu, bahkan ada yang tidak membayar/dibebaskan uang SBPP.

Menyangkut program BKSM, menurut Sulthon benar-benar untuk membantu orangtua siswa dari keluarga yang tidak mampu. “Pihak sekolah meneliti siswa-siswa yang tergolong tidak mampu, dengan persyaratan surat keterangan dari pihak RW/RT, sehingga terjadilah subsitusi silang, yang mampu membantu yang tidak mampu. Kita tidak melihat kaya atau miskin, tetapi sebagai siswa SMAN 3 semua sama untuk mendapatkan pelajaran dan bimbingan” tutur Sulthon, semuan tamatan dari SMAN 3 tahun ajaran 2010/2011 lalu, kebanyakan di terima di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebanyak 60 persen, Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sebanyak 30 orang, AKBRI Udara satu orang, diterima di Singapura, dan Australia masing-masing satu orang.

Dikatakan Sulthon, untuk mengatasi kepadatan tempat parkir kendaraan siswa baik roda dua mau pun roda empat, pihaknya berencana membeli rumah di samping sekolah. “Kami sudah siap dananya dan sudah disetujui komite sekolah, tinggal saja hasil negosisasi dan pembelian itu didukung oleh Bank Negara Indonesia (BNI) dengan cicilan selama lima tahun. Lahan itu, untuk penambahan ruang belajar dan lain-lain, juga untuk tempat parkir kendaraan,” harap Sulthon, karena bertumpuk sepeda motor/mobil, yang parkir di sepanjang jalan, sehingga mengganggu arus lalu lintas. (ger)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar