Kamis, 04 Agustus 2011

Permadi Menyangkut Permasalah di Partai Demokrat, SBY yang Menebar Angin, Dia yang Menuai Badai

MALANG, NAGi. Pentolan mantan Partai Demkorasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Permadi mengatakan masalah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD), Muhammad Nazuruddin membuat Ketua Pembina PD yang juga presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pusing kepala. Hal ini, benar-benar membuat SBY menerima karmanya. Siapa yang menebar angin, dia menuai badai. Selangkah demi selangkah dengan ulah para petinggi PD, membuat SBY harus menuai badai yang menerpa dari segala sisi.

Permadi mengatakan, ketika Mafhud MD melaporkan Nazuruddin telah memberi uang 120 ribu Dollar Singapura kepada Sekjen Mahkamah Konstitusi (MK) selama Sembilan bulan dipedamkan. Setelah Sembilan bulan baru diumumkan. “Ketika Nazuruddin dipermasalahkan meninggalkan komisi tidak legal dari proyek Wisma Atlet SEA Gamaes di Palembang didiamkan. Padahal selama ini, SBY mengatakan saya akan menjadi panglima pemberantasan korupsi dengan membawa pedang, tetapi apa Jhony Elen yang sudah tertangkap, tidak bisa ditangkap,” tanya Permadi, hal ini dikemukakan kepada wartawan, ketika berkunjung ke rumah M Romadhony di Jl Simpang Sukun, Kota Malang, dalam rangka melihat burung-burung yang dipelihara, antara lain Gagak Hitam yang bisa bicara.

Selanjutnya Permadi mengungkapkan, sudah ada sindikasi korupsi, tetapi SBY tidak apa-apakan. “Sekarang SBY kena karmanya, menuai badai ke mana-mana. Kemarahan SBY pun penuh dengan kemunafikan, dia mengatakan orang yang kirim SMS itu munafik, pengecut tidak berani muncul, beraninya di tempat persembunyian,” kata Permadi, tetapi kita lihat sendiri anak buahnya menuding Mr “A” penyebar atau yang membuat SMS, ketika dikonfrontasi sama Akbar Tanjung tidak berani, Pramono Anom juga tidak berani. Ini siapa insial “A”, tidak ada yang berani ngomong, barangkali inisial “A” adalah Agus Harimurti, puteranya sendiri.

Pohan sendiri dikatergorikan pengecut, kata Permadi tidak berani berbicara terus terang. Mana berani mengambil tindakan terhadap Pohan. “Kasus Andi Nurpati meladak lagi. Jadi, SBY ditipu daya oleh anak buahnya, penuh dengan koruptor, dan ketika PD diisukan menerima Rp 40 triliun, SBY marah-marah,” ungkap Permadi, marahnya SBY ada dua kemungkinan, pertama merasa dilecehkan, atau merasa dihina oleh anak buahnya. (ger)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar