Kamis, 04 Agustus 2011

Bea Masuk Impor Beras untuk Pengembangan Pertanian, Bantuan Disesuaikan dengan Kondisi Daerah

MALANG, NAGi. Petani di seluruh Indonesia meminta pemerintah agar dana yang diperoleh dari Bea Masuk (BM) impor beras digunakan untuk pengembangan pertanian dan peningkatan produksi beras dalam negeri. Selama ini, BM dipungut Rp 450 per kilo gram masuk ke pendapatan negara bukan pajak. Diharapkan dana ini, langsung diberikan kepada petani dengan keperluan sesuai kondisi daerahnya masing-masing. Misalnya, bila satu daerah banyak petani yang belum memanfaatkan benih padi unggul akan dibantu benih, jika belum ada pupuk dibantu pupuk.

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir mengatakan, seharus BM impor beras diberikan kepada petani untuk mengembangkan pertanian guna meningkatkan produksi beras nasional. “Dengan begitu, dukungan pemerintah untuk pembangunan pertanian semakin besar. Selama ini, dana yang diambil dari BM impor beras masuk ke pendapatan negara. Jika dana itu, bisa diberikan kepada petani akan lebih baik,” saran Tohir, konsep ini tak ubahnya pengenaan BM ekspor untuk mengembangkan komuditas yang bersangkutan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi tahun 2011 naik 2,4 persen dibandingkan tahun 2010. Kenaikan ini, lebih rendah dibandingkan target tujuh persen atau produksi 70,6 juta ton gabah kering. Walau pun begitu, dibandingkan perkiraan BPS pada angka ramalan I (aram), perhitungan dalam aram I naik 0,9 persen.

Selanjutnya dijelaskan Tohir, KTNA telah menghitung total dana yang harus dikeluarkan untuk membeli 1,5 juta ton beras impor tahun 2011 sekitar Rp 7 triliun. Dengan BM impor beras sebesar Rp 450 per kilo gram untuk 1,5 juta ton beras yang diperoleh negara sebesar Rp 675 miliar. “Jika, tingkat kehilangan hasil panennya tinggi perlu dukungan alat pemanen, jika bermasalah dengan pengeringan akan dibantu alat pengeringan, kalau ada yang perlu dukungan traktor dan pompa air akan diberikan bantuan juga,” harap Tohir, pada tahun 2010 dan awak 2011 impor beras mencapai 1,9 juta ton.

Dikatakan Tohir, sekarang impor beras akan dilakukan, karena persoalan pemasokan dengan volume 1,5 juta ton. “Petani memahami situasi sulit ini, karena bagaimana pun stok beras di Bulog menipis, karena pengadaan hanya 1,3 juta ton. Tetapi, produksi beras dalam negeri juga harus ditingkatkan,” kata Tohir, hal ini dengan memberikan dukungan memanfaatkan dana BM impor beras. (bala/faby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar