Jumat, 08 April 2011

Pemerkosaan Sampai Pergaulan Bebas Juga Masih Sering Kita Jumpai di Indonesia.

Derasnya arus globalisasi, faham kebarat baratan yang notabene identik dengan kebebasan akan turut mengabrasi budaya ketimuran bangsa Indonesia yang lemah lembut dan santun. Meskipun banyak pula budaya barat yang memberikan sisi positifnya.
Selain hal di atas, Ny. Tjajuk Rendra Kresna menyampaikan bahwa sebagai umat Islam, kita juga harus ikut menjaga kerukunan antar umat beragama. Umat Islam juga dituntut untuk selalu maju dengan cara belajar. “Kita harus kuat dalam hal pendidikan maupun toleransi. Masalah moral ini sangat perlu mendapatkan perhatian. Coba tengok saat ini sering kita dengar hal-hal asusila mudah terjadi,” ceritanya dihadapan sekitar 50 orang ibu-ibu pengurus Majelis Ta lim se-Kab. Malang Kamis pagi (31/3). Istri Bupati H. Rendra Kresna ini menilai kasus-kasus kriminalitas saat ini seakan semakin meningkat saja. “Hampir tiap hari kita mendengarnya di berbagai media. Untuk itu kita memerlukan pendidikan yang sungguh-sungguh meskipun itu dalam waktu yang lama. Kita harus bisa jadi orang Islam yang baik, cinta damai,” sambungnya yang sangat mewanti-wanti agar seluruh masyarakat harus bisa saling menghormati ke-Bhinnekaan yang dimiliki bangsa Indonesia. 
Kegiatan sarasehan ketahanan moral dan etika bangsa tahun 2011 ini rencananya juga akan mengupas berbagai hal yang terkait dengan kerukunan maupun pendidikan terutama bagi para remaja yang akan diisi oleh para pakar pendidikan asal Malang Raya. Seperti tentang optimalisasi kerukunan antar umat beragama oleh Drs. KH. Mahmud Zubaidi, kebijakan pemerintah dalam bidang keagamaan dengan pemateri Ustd. Muhazir SH, M.Ag dan pembelajaran ESQ (Emosional, Spiritual dan Quotion) yang akan disampaikan Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah (UMM) Malang, Prof. Dr. Mas ud Said. Tak hanya itu saja, bahaya narkoba dan psikotropika juga akan dijlentrehkan oleh AKBP. Supriyadi Ketua BNK Kab. Malang serta materi pendidikan remaja yang akan dibawakan oleh Ibu Rini dari TP PKK.
Acara yang digagas oleh Bagian Bina Mental dan Kerohanian Setda ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran untuk moral, akhlak serta etika masyarakat dalam mengatasi masalah bangsa yang saat ini terbilang sudah berada pada taraf mencemaskan. Beberapa waktu lalu bisa kita lihat adanya kerusuhan bernuansa SARA seperti kasus perusakan tempat ibadah di Temanggung Jateng, kasus Ahmadiyah di Cikeusik Banten atau juga yang terjadi di Bangil Pasuruan. Dalam perkembangannya, kasus di Pasuruan ditengarai dilakukan oleh ustadz dari ponpes asal Kabupaten Malang. Kasus yang menyeruak tajam ini seakan bisa kita nilai seolah-olah bahwa mereka sudah tidak lagi memiliki norma-norma. “Hal-hal yang semacam ini jangan sampai terjadi di Kabupaten Malang,” terang Plt. Kabag Bina Mental dan Kerohanian Setda, Nur Hasyim, SH, MSi. Ia menambahkan, kasus-kasus pembunuhan dengan mutilasi, peledakan bom, pemerkosaan sampai pergaulan bebas juga masih sering kita jumpai di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar